KELOLA BISNIS TIKET DARI RUMAH ANDA

Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

Berapa Potensi Pendapatan Anda??

Potensi penghasilan yang bisa anda hasilkan bernilai milyaran rupiah setiap bulan untuk selamanya. Selama industri penerbangan masih tetap ada, dan ada orang yang membeli tiket, maka anda akan tetap mendapatkan komisinya.

Siapa Saja Yang Bisa Bergabung??

Siapapun diri anda, anda bisa bergabung dan memanfaatkan Bisnis Tiket Pesawat. Jika anda termasuk dalam kategori orang-orang di bawah ini, maka bisnis ini sangat cocok untuk anda.

  1. Sekretaris, yang sering diminta tolong oleh pimpinan perusahaan untuk mencarikan tiket pesawat.
  2. Public Relation, Protokoler, HRD, Marketing yang sering melakukan perjalanan dengan pesawat terbang dan berhubungan dengan banyak orang.
  3. Mahasiswa yang ingin berlatih untuk berusaha, berhubungan dengan banyak orang, mandiri secara finansial dan tidak menggantungkan biaya dari orang tua.
  4. Karyawan yang ingin menambah penghasilan bahkan bermimpi memiliki kebebasan finansial.
  5. Penganggur yang tidak memiliki aktifitas namun tidak ingin waktunya sia-sia.
  6. Pencari Peluang yang selalu membuka mata dan telinga untuk meningkatkan taraf hidupnya.
  7. Semua orang yang ingin berhasil, berlatih berusaha, berlatih menjadi pengusaha dan tidak ingin menjadi kuli bagi orang lain.

Apakah anda sudah siap untuk Bergabung??

Bergabung? silahkan klik disini

Rabu, 13 Februari 2013

Mengapa Harus Bayar Saat Butuh Darah?

Harga Labu Darah Naik - Petugas transfusi donor darah Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Kota Bandung, Jawa Barat, memindahkan labu darah yang diterima dari pendonor, Selasa (3/4/2012). Harga labu darah di PMI Kota Bandung naik dari harga Rp 200 ribu menjadi Rp 250 ribu per labu. Subsidi silang kenaikan harga tersebut dengan layanan gratis kepada penderita

Saat Anda, keluarga, ataupun kerabat Anda membutuhkan darah, Anda selalu harus membayar sejumlah uang untuk mendapatkan sumbangan darah dari Palang Merah Indonesia (PMI). Padahal darah tersebut merupakan hasil donor yang seharusnya bisa didapatkan secara cuma-cuma. Lantas apa yang membuat Anda harus "membelinya"?

Direktur Unit Transfusi Darah Pusat PMI Yuyun Soedarmono menjelaskan, uang yang perlu dibayarkan itu adalah untuk biaya pengganti pengolahan darah. "Darah yang didapat dari donor darah tidak serta merta dapat diberikan begitu saja. Banyak proses yang harus dilewati, sehingga membutuhkan biaya. Jadi istilahnya bukan 'beli darah' tapi mengganti biaya pengolahan darah," jelasnya.

Menurut pemaparan Yuyun, proses yang dilakukan oleh PMI sejak darah diambil dari pendonor hingga dapat diberikan kepada pasien adalah cukup panjang. Prosesnya meliputi pengambilan darah, analisis skrining, pemisahan komponen darah, penyimpanan, dan pendistribusian. "Dari proses tersebut, ada biaya yang diperlukan untuk membeli kantong darah, pemeriksaan darah saat sebelum proses transfusi pada pendonor, perawatan luka setelah ditusuk, makan dan minum yang diberikan pada pendonor, reagensia untuk skrining, alat pemisahan komponen darah, biaya listrik, biaya transportasi distribusi," papar Yuyun.

Dengan metode skrining serologi, yaitu metode standar yang saat ini wajib diterapkan di PMI, yaitu untuk memeriksa keberadaan virus dan materi penyakit di darah hasil donor, satu kantung darah memerlukan biaya pengganti sebesar Rp. 250 ribu. Sementara dengan metode Nucleic Acid Testing (NAT) merupakan teknologi terbaru skrining darah yang memiliki keunggulan dapat memperkecil periode terinfeksinya darah hingga terdeteksinya infeksi dalam darah, satu kantung darah memerlukan biaya pengganti sebesar Rp. 600 ribu.

Yuyun menambahkan, di Indonesia biaya pengolahan darah masih dibebankan pada pasien karena sistem asuransi belum baik. "Di luar negeri yang sistem asuransinya sudah baik, kelihatannya tidak bayar (untuk memperoleh darah) kenapa? Karena semuanya sudah di-cover asuransi. Namun biaya untuk pengolahan darah tetap ada," pungkasnya.

Sumber: kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar