KELOLA BISNIS TIKET DARI RUMAH ANDA

Jika Anda Bisa Mengetik dan Akses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang dari Bisnis Tiket Pesawat Online

Berapa Potensi Pendapatan Anda??

Potensi penghasilan yang bisa anda hasilkan bernilai milyaran rupiah setiap bulan untuk selamanya. Selama industri penerbangan masih tetap ada, dan ada orang yang membeli tiket, maka anda akan tetap mendapatkan komisinya.

Siapa Saja Yang Bisa Bergabung??

Siapapun diri anda, anda bisa bergabung dan memanfaatkan Bisnis Tiket Pesawat. Jika anda termasuk dalam kategori orang-orang di bawah ini, maka bisnis ini sangat cocok untuk anda.

  1. Sekretaris, yang sering diminta tolong oleh pimpinan perusahaan untuk mencarikan tiket pesawat.
  2. Public Relation, Protokoler, HRD, Marketing yang sering melakukan perjalanan dengan pesawat terbang dan berhubungan dengan banyak orang.
  3. Mahasiswa yang ingin berlatih untuk berusaha, berhubungan dengan banyak orang, mandiri secara finansial dan tidak menggantungkan biaya dari orang tua.
  4. Karyawan yang ingin menambah penghasilan bahkan bermimpi memiliki kebebasan finansial.
  5. Penganggur yang tidak memiliki aktifitas namun tidak ingin waktunya sia-sia.
  6. Pencari Peluang yang selalu membuka mata dan telinga untuk meningkatkan taraf hidupnya.
  7. Semua orang yang ingin berhasil, berlatih berusaha, berlatih menjadi pengusaha dan tidak ingin menjadi kuli bagi orang lain.

Apakah anda sudah siap untuk Bergabung??

Bergabung? silahkan klik disini

Rabu, 21 Maret 2012

Anda Bisa Menjadi Lebih Baik dari yang Anda Sangka

John Chambers, CEO Cisco System, menceritakan pengalamannya sebagai murid yang harus berjuang keras di sekolah. Ia menemui kesukaran di dalam membaca dan menulis, namun kelak ia mampu meniti karier luar biasa hingga ia menempati posisi manajemen tertinggi dalam perusahaan terkemuka dunia itu.

"Bagi saya, membaca itu menyakitkan," ujar Chambers mengenang masa-masa sekolahnya sewaktu kecil, seperti dikutip oleh Jerry Porras (Success Built to Last). "Guru-guru saya berpikir saya tidak cukup pintar, dan saya juga merasa begitu. Saya tidak dapat memahami mengapa saya tidak dapat mengalami kemajuan seperti orang lain."

Pengalaman Chambers itu menyediakan hikmah tentang bagaimana persepsi orang lain tentang diri kita bisa berpengaruh demikian dalam terhadap apa yang kita pikirkan mengenai diri kita sendiri. Lantaran guru mengira Chambers tidak cukup pintar, ia pun menyangka dirinya memang seperti itu. Semakin buruk persepsi orang berpotensi semakin menenggelamkan diri kita bila kaki kita tidak kokoh berdiri.

Benarkah kita tidak bisa menjadi lebih baik? Benarkah kemampuan kita hanya sebatas ini?

Para ahli manajemen yang berlatar psikologi akhir-akhir ini mengingatkan kembali tentang betapa penting dan betapa berguna memiliki keyakinan mengenai kemampuan diri sendiri. Bukan hanya bahwa kita mampu meraih apa yang kita tuju, tapi juga meyakini bahwa kita bisa memiliki dan menguasai kemampuan itu.

Barangkali terlampau sering kita dijejali keyakinan bahwa kecerdasan kita, kepribadian kita, dan perilaku kita sudah tetap. Apapun yang kita lakukan, apa saja ikhtiar yang kita upayakan, kita tidak bisa bertambah baik. Mentok! Inilah pandangan yang ditanamkan oleh lingkungan kepada diri kita.

Apa akibat pandangan tersebut? Kita jadi lebih fokus kepada upaya mencapai sasaran atau tujuan sebagai suatu cara pembuktian diri. Ini loh saya, bisa kan? Padahal, mengembangkan diri dan menguasai kompetensi baru harus memperoleh perhatian lebih dari pencapaian suatu target.

Seperti juga Chambers, alih-alih membuktikan diri bahwa ia pintar membaca dan menulis, ia mengembangkan kemampuan lain yang kelak kemudian hari sangat membantunya dalam menempuh karier. Ia membangun kepintaran dalam berbicara, mempersuasi, dan menggali pandangan orang lain.

Tentu saja, sebagai CEO, ia mampu membaca dan menulis, tapi baginya menulis memo sekalipun masih tidak nyaman. Ia lebih memilih untuk bertemu dan berbicara dengan orang secara personal jika memungkinkan. Kemampuannya dalam memahami pandangan orang lain melalui percakapan serta kepiawaiannya dalam mempersuasi terus meningkat dengan seringnya ia bertemu orang lain.

Caranya mengatasi kesulitan menulis ini ternyata malah membawa keuntungan bagi Cisco. Dengan energi dan keyakinannya yang kuat melalui berbicara, Chambers mampu menarik para pelanggan dari berbagai belahan dunia bagi perusahaannya.

Tidak ada yang mandeg dan tetap. Setiap orang memiliki kemampuan untuk terus mengembangkan diri. Tentu saja, untuk mampu menguasai hal-hal baru dibutuhkan keyakinan bahwa ia bisa menjadi orang yang lebih baik, berani menempuh kesukaran dalam upayanya itu dan mengapresiasi perjalanan itu sama berharganya seperti tujuan yang ingin diraihnya.

Begitulah, bila bisa menjadi lebih baik, menjadi baik saja tidaklah cukup. Dan setiap orang niscaya bisa. John Chambers telah membuktikannya.

(tempo.co)

0 komentar:

Posting Komentar